You make me look stupid for loving you.
Hm, stupid, ya stupid aja keleus.
Huehe.
Fly High
My Desire & Passion | Environmental Biology | Microbiology | Self Development | Quote | Families & Friends
21 Apr 2017
Lesson Chapter 5
20 Apr 2017
Lesson Chapter 4
Dia melakukan apa yang disenangi Tuhan
Matius 25:44
Semangat Pak Ahok.
Dariku yang tak seberapa ini.
18 Apr 2017
Atur Keseimbangan
14 Apr 2017
Yuk Membaca!
Buku adalah jendela dunia.
Istilah ini pasti sering terpajang di buku-buku mata pelajaran, buku-buku motivasi ataupun banner-banner himbauan di depan halaman sekolah.
Saking banyaknya terpublish dan terdengar, sepertinya sebagian dari kita menganggap bahwa kalimat itu adalah kalimat yang dihapal di luar kepala. Tidak menjadi sebuah masalah apabila "hapalnya di luar kepala" itu bisa diaplikasikan dan bukannya menjadi "angin lalu".
Menulis artikel tentang ini bukan berarti Saya gemar membaca, sama sekali bukan. Bahkan dari 168 jam yang dimiliki selama seminggu, aktivitas membaca Saya hanya 5% diantaranya. Itupun belum dapat dipastikan wacana yang dibaca berguna, Saya pun unfilter.
Menulis artikel ini merupakan cambuk bagi Saya untuk lebih baik lagi memanfaatkan waktu luang. Setelah bertemu teman baru Saya dari seberang nun jauh, barulah Saya sadari bahwa Dunia nggak sebatas kosan-kerja-pergi makan-jalan jalan. Banyak hal yang Dia ceritakan mengenai pengalaman menariknya masa lalu dan hal hal yang pernah ia pelajari dalam bentuk tekstual di sekolah, kuliah ataupun komik dan novelnya.
Dia adalah orang yang kreatif dan Saya pikir kreativitasnya, pemikirannya yang imajiner berbanding lurus dengan banyaknya dia membaca (terlepas dari "memang dia smart"). Dia juga sering bercerita bahwa membaca buku bisa membuatnya lupa tidur.
Sebenarnya kita bisa saja seperti teman Saya itu, hanya bagaimana memotivasi diri kita?
Mungkin ini beberapa tips
*Cara Ampuh Untuk Memulai Gemar Membaca*
dari Saya - orang yang nggak gemar membaca- tapi apa salahnya dibaca-baca dahulu.
#1
Membaca dengan topik yang disukai.
Mungkin novel, komik, buku mengenai hobi/keahlian dan semacamnya. Membaca mengenai hal yang digemari akan meningkatkan rasa ingin tahu dan membuat kita addicted membaca, membaca, membaca lagi.
Menyadur dari satu Quote from Anonymous, "Doing something we love is called passion"
Artinya, melakukan sesuatu yang kita cinta dinamakan gairah atau semangat.
Logikanya, kalau kita melakukan sesuatu dengan semangat pasti ada kepuasan lahir batin dan pasti hasil yang didapatkan menakjubkan, magic!.
Tapi ada yang perlu diingat juga bahwa kita wajib memfiltrasi apa yang kita baca. Tidak sekedar ditelan mentah-mentah.
Di era milenial, globalisasi, informatika, seperti saat ini, orang sangat mudah mengedit berita, membolak-balikkan fakta dengan menggiring asumsi publik. Pembaca akan susah membedakan mana yang benar dan salah, real atau hoax.
So, be a wise reader. Filtrasi itu penting karena pada hakikatnya nelen mangga sebiji-bijinya itu engga enak guys.
#2
Menumbuhkan minat baca.
Doktrin pikiran bahwa "Membaca memiliki banyak manfaat".
Sadari bahwa membaca adalah jembatan menuju jalan pikiran yang terbuka karena kita dapat melihat permasalahan dari segala sudut pandang.
Orang yang gemar membaca biasanya masuk ke dalam segala lapisan masyarakat. Mereka cenderung sangat percaya diri karena luasnya wawasan mereka. Thumbs up for their flexibility!
Be super human dengan teruslah bergerak, berkembang dan memotivasi diri dengan membaca. Tidak ada istilah terlalu dini atau terlalu tua untuk hal itu.
-------------------------------------------------------------------
"Whenever you read a good book, somewhere in the world a door opens to allow in more light"
Vera Nazarian
Mungkin hanya dua saja important point dari saya. Mungkin dari teman-teman pembaca ada saran?
🙌
1 Feb 2017
The Corporate Mystics
1. Seseorang menyadari bahwa pekerjaannya bukanlah aktifitas fisik saja (robot berwujud manusia), melainkan terdapat nilai dan makna.
2. Seseorang menyadari bahwa bumi adalah tempat menebar prestasi dan manfaat.
3. Seseorang menyadari bahwa ada kehidupan setelah kematian. Dunia adalah alam sebab, sedangkan kehidupan setelah dunia adalah alam akibat.
#JustShare
A, Jammil. 2016. A Tribute To Other Empowering Leadership. MMU ; Bandung.
4 Okt 2016
Beside of "Lembar Pengesahan"
Salah satu kalimat yang sangat merepresentasikan kondisi Saya kala itu. Entah, Saya merasa banyak hal merepotkan yang sifatnya "regularly comes".
Rasa syukur selalu terpanjatkan ketika payah-nya riang-nya kuliah bercampur aduk bak gado-gado (jadi laper), selalu terselesaikan dengan sangat rapi (atas campur tangan-Nya).
Problems come and leave, but He makes it good and give me the best in His way.
It makes me believe that every problems come with a solution. In Qur'an said "Surely with every difficulty there is relief. Surely with every difficulty there is relief".
27 Sep 2016
Limbah Industri adalah Sumber Daya Baru
(to be continued, I'll text after I reached office tomorrow)
14 Des 2015
Lesson chapter 3
To understand the heart and mind of a person, look not at what he has already achieved, but at what he aspires to - Kahlil Gibran
12 Des 2015
Dinamika Populasi Mikroorganisme
Setiap spesies mikroorganisme akan tumbuh baik di dalam lingkungannya selama kondisi menguntungkan bagi pertumbuhannya dan mempertahankan dirinya.
Dinamika mikroorganisme disebabkan perubahan fisik atau kimia seperti adanya perubahan pH, suhu dll atau habisnya nutrisi.
Artinya "Faktor lingkungan mempunyai pengaruh selektif terhadap populasi mikroba"
Contoh riilnya terjadi pada naik dan turunnya populasi fitoplankton dalam suatu ekosistem di daerah beriklim sedang pada berbagai musim sepanjang tahun.
(Sumber : Odum, 1971. Fundamental of Ecology 3rd Edition. Saunders; Philadelphia)
3 Agu 2015
Peran Oksigen pada Organisme, Mikroorganisme
Semua makhluk hidup memerlukan oksigen, begitu juga dengan organisme yang hidup di air. Organisme air bergantung pada jumlah oksigen terlarut (DO) karena oksigen merupakan hal esensial bagi pernapasan begitu pula metabolisme sehingga konsentrasi DO dapat digunakan sebagai indikator mutu air (Rahayu, 2002).
Data Kualitas Air PP No 20 th. 1990 menyatakan bahwa:
untuk kegiatan perikanan disyaratkan DO lebih dari 3 mg/L,
untuk kegiatan pertanian disyaratkan DO lebih dari sama dengan 3 mg/L.
Sama halnya dengan bakteri juga membutuhkan oksigen untuk proses dekomposisi terutama bakteri aerobik (Saunder, 1980 dalam Wijoyono, 2009). Kemampuan bakteri yang mampu meremoval substrat inilah yang melatarbelakangi adanya teknologi pengolahan, pengelolaan limbah seperti teknologi lumpur aktif.
Sistem lumpur aktif terdiri dari reaktor aerasi dan clarifier aliran influen masuk ke reaktor aerasi yaitu air yang akan diolah dan konsentrat lumpur dari bak pemisah lumpur yang diresirkulasikan.
Mekanismenya adalah
- Mikroorganisme menyisihkan substrat atau zat organik yang terlarut dengan asimilasi (zat organik sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya)
- Material organik partikulat terjebak dalam floakulan biomassa yang tersedia untuk asimilasi mikroorganisme.
(Sumber: Widjaja dan Sunarko, 2007. Pengaruh Perbandingan Nutrisi terhadap Pengolahan Minyak secara Biologis dengan Bakteri Mixed-Culture. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 6 No. 2, 755-762)
31 Jul 2015
Lesson chapter 2
Because age doesn't mean maturity :)
30 Jul 2015
Lesson chapter 1
Sometimes It's just all in our mind..
Stop worrying about the problems,
Instead trust GOD.
29 Jul 2015
Perhitungan Jumlah Bakteri Pada Cawan; Aturan Lengkap
Aturan Lengkap untuk Perhitungan Jumlah Koloni adalah:
1. Jumlah koloni antara 25-250
Seleksi petri dengan jumlah koloni 25-250 dan tidak termasuk spreader.
Contoh:
Pengenceran 10^2 Pengenceran 10^3
234* 23
sp 31*
15 42*
243* kl
Keterangan
* adalah jumlah koloni yang memenuhi syarat
kl adalah kesalahan laboratoris
sp adalah spreader
Pada tiap pengenceran
Baris 1. Nilai koloni 234 x10^2 dibandingkan dengan 23 (menjadi 230 disamakan faktor pengencerannya yaitu 10^2) dan dilihat nilai yang mendekati 250.
Baris 2. Nilai koloni yang dipilih adalah 31 x 10^3 karena pada pengenceran 10^2 terdapat koloni sp (spreader)
Baris 3. Nilai 42 menjadi 420 x 10^2 lebih besar daripada 15.
Baris 4. Nilai 243 x 10^2 dipilih karena terdapat kesalahan laboratoris pada 10^3
Jumlah koloni akhir
Baris 1. 2,3 x 10^4
Baris 2. 3,1 x 10^4
Baris 3. 4,2 x 10^4
Baris 4. 2,4 x 10^4
Perhitungan Jumlah Bakteri Pada Cawan
Pengukuran pertambahan dan perbanyakan bakteri dilakukan langsung dan tidak langsung.
Pengukuran secara tidak langsung yaitu perhitungan dengan cara menghitung jumlah koloni yang terbentuk menggunakan cawan petri.
SYARAT PERHITUNGAN BAKTERI
1. Jumlah koloni dihitung yang ada kemudian kalikan faktor pengenceran. Apabila terdapat ulangan pada pengenceran yang sama, maka lakukan rerata.
Catat dua digit dan tingkatkan jika digit ketiga di atas 5, untuk mencegah kesalahan ketelitian dan akurasi.
Gunakan angka 0 pada digit setelah digit kedua. Satuan yang digunakan cfu/gr atau cfu/ml.
2. Apabila hasil jumlah pada ulangan cawan atau pengenceran adalah berurutan, maka lakukan rerata.
Contoh:
Soal 1
Pengenceran 1:100 menghasilkan koloni
Ulangan 1 dan 2 adalah 224 dan 180
Pengenceran 1:1000 menghasilkan koloni
Ulangan 1 dan 2 adalah 28 dan sp
Penyelesaian:
Lakukan perbandingan rerata jumlah koloni antara pengenceran 1:1000 dengan 1:100
= ((28)+((224 + 180)/2) /2)
= 1,4
Hasil (nisbah) adalah 1,4 yang artinya kurang dari 2
maka hasil koloni dihitung dengan cara dirata-rata
=(280+202)/2
=241
Tidak dilakukan perhitungan pada pengenceran 1:1000, karena terdapat sp atau spreader yaitu koloni yang tidak bisa dihitung karena sebaran melebihi setengah ukuran media pada cawan
Hasil 241 memiliki hasil digit ketiga kurang dari 5 maka hasilnya menjadi 240
Kesimpulan
Jumlah mikroorganisme adalah 2,4 × 10^4 cfu/ml
(AOAC, 1984 dalam Hidayat dkk, 2006)
Daftar Pustaka
Hidayat, N., Padaga, M. C., dan Suhartini, S. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi Offset; Yogyakarta.
27 Jul 2015
Fase Pertumbuhan Bakteri
Fase pertumbuhan bakteri terbagi manjadi 4 fase, yakni:
1. FASE LAG
Fase lag yaitu fase penyesuaian bakteri dengan lingkungan baru.
Lama fase lag bervariasi sesuai dengan; komposisi media, potent Hydrogen (pH), suhu, aerasi, jumlah sel pada inokulum awal, sifat fisiologis mikroorganisme pada media sebelumnya.
2. FASE EKSPONENSIAL
Fase eksponensial ditandai terjadinya periode pertumbuhan yang cepat.
Variasi derajat pertumbuhan bakteri pada fase ini sangat dipengaruhi sifat genetik yang diturunkannya.
Derajat pertumbuhan dipengaruhi oleh kadar nutrien dalam media, suhu inkubasi, kondisi potent Hydrogen dan aerasi.
Derajat pertumbuhan bakteri telah menghasilkan populasi yang maksimal, maka terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang mati dengan sel yang hidup.
3. FASE STATIONER
Fase stationer adalah laju pertumbuhan bakteri yang sama dengan laju kematiannya, sehingga jumlah bakteri akan tetap.
Keseimbangan jumlah keseluruhan bakteri ini terjadi karena adanya pengurangan derajat pembelahan sel.
4. FASE KEMATIAN
Fase kematian ditandai dengan peningkatan laju kematian yang melampaui laju pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Volk, W. A., dan M. F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga; Jakarta.
10 Jul 2015
Mommy
Notifikasi sms dari layar hp, pas dibuka "Maaf, Ibu cuma bisa kirim segini. Maaf ya"
One word, terenyuh.
Kalau bisa diperumpamain ati uda kayak biskuit roti dicelupin ke susu panas.
Susut nggak karuan.
One things I thought, you must success!
Ini bakteri Bacillus yang aku streak beberapa waktu lalu, spesial buat Ibuku.
Selamat hari Ibu!
Belum jadualnya hari Ibu sih. Hehe.
Manajemen Lingkungan dan ISO 14000
LULUS!
Setelah melalui banyak hal-hal baru yang menegangkan dan menantang, akhirnya..
Kami keluar dari rutinitas praktikum dan penelitian.
Dari pagi ke pagi berkutat dengan laporan, menyusuri
pantai-gunung-lembah, hingga rela tidur di laboratorium berhari-hari.
Meskipun proses kelulusan dan studi mayor yang Kami ambil berbeda-beda, tapi itu tak menyurutkan Kami untuk saling menyemangati.
Selamat tinggal Aurelia aurita Biologi 11!
Keep Struggling!
24 Jun 2015
Microbes and We
Microbes can and will do anything: microbes are smarter, wiser and more energetic than microbiologists, chemists, engineers and others (Perlmon D, 1980; Suryanto, 2009)